Saturday, June 4, 2011

Welcome to our blog

We would like to announce the launch of our new service website. You can find information about all the latest news reports and services. Our primary goal is to keep you in the know on the most recent events related to the architectural industry and introduce you to any new services that will be available soon.

Saturday, May 28, 2011

Split-level house plans

Split-level house plans and Split-level home plans are floor plans to build a split entry or split foyer style home design or house design.
A split level home plan offers a more diverse look than a traditional two-story home. The split-level house plan gives a multi-dimensional, sectioned feel with unique rooflines that are appealing to many buyers.

Friday, March 11, 2011

Konsep Rumah di Bali

Konsep yang mempengaruhi bentuk Sintaks dalam denah rumah di Bali adalah : Rwa Bhinedha, Tri Hita Karana, Tri Angga, Catuspatha dan Sangamandala.
Skema Zoning Denah Rumah Tinggal Tradisional Bali
Konsep rwa bhinedha adalah konsep pandangan bahwa dunia ini terdiri atas dua hal yang berlawanan, seperti keberadaan purusha (kelaki-lakian) yang berlawanan dengan perdana (kewanitaan), siang dengan malam, dunia atas dengan dunia bawah, kebaikan dan kejahatan, dsb. Dua hal yang bertentangan ini tidak saling memusnahkan dan menghilangkan salah satunya, melainkan keduanya harus berjalan selaras dan seimbang. Konsep dasar ini dianalogikan juga dalam relasi antara bangunan rumah tinggal dengan manusia penghuninya, di mana bangunan dianggap sebagai makrokosmos, dan penghuni sebagai mikrokosmos. Karena itu, aturan-aturan atau konsep filosofis kehidupan, terutama tentang masalah keseimbangan, juga diterapkan dalam desain bangunan.



Implikasi dari konsep rwa bhineda ini dalam desain adalah adanya orientasi kosmologis kaja-kelod untuk bangunan. Kaja adalah orientasi ke arah gunung, untuk orientasi ruang-ruang yang dianggap memiliki nilai utama, sementara kelod adalah orientasi ke arah laut untuk ruang-ruang yang dianggap bernilai rendah. Tetapi aplikasi orientasi kaja-kelod harus disesuaikan juga dengan konsep desa-kala-patra yang ada di masing masing daerah. Desa artinya daerah, kala artinya waktu, dan patra artinya situasi obyektif yang sedang terjadi. Maksudnya adalah, karena pulau Bali terbagi menjadi Bali Utara dan Selatan oleh deretan pegunungan yang membujur dari Barat ke Timur (Gunung Batu Kau, Gunung Batur, dan Gunung Agung), maka untuk Bali Utara (daerah Buleleng), kaja adalah ke arah gunung di selatan dan kelod ke arah laut di utara, sementar di Bali Selatan berlaku kebalikannya, kaja adalah ke arah gunung di Utara dan kelod ke arah laut di Selatan. Konsep orientasi yang berlaku pada arah horisontal adalah: zone Timur (kangin) sebagai arah terbitnya matahari dianggap sebagai zone sakral, yaitu tempat ruangruang yang dianggap utama, sebaliknya Barat (kauh) sebagai arah terbitnya matahari diperuntukkan untuk ruang-ruang yang dianggap nista.



Tri Hita Karana  adalah konsep tentang tiga sumber kebahagiaan atau keselamatan, di mana tri berarti tiga, hita berarti senang, gembira, bahagia, lestari, dan karana berarti sebab atau sumber. Konsep Tri Hita Karana adalah kebahagiaan akan tercipta melalui keseimbangan antara tiga buah unsur, yaitu (1) Atma: jiwa; (2) Khaya: tenaga; (3) Angga: fisik.



Tri Angga adalah ungkapan tata nilai yang membagi kehidupan fisik dalam tiga bagian hierarkis.

Penerapan konsep Tri Angga pada pola ruang pemukiman, yaitu di teritorial rumah tinggal dan bangunan arsitektur adalah sebagai berikut: (1) Dalam tata ruang area rumah tinggal, utama angga adalah pelataran pemerajan atau tempat sembahyang yang dianggap suci, madya angga adalah lokasi massamassa bangunan tempat tinggal, nista angga adalah teba, yaitu area kandang hewan, tempat pembuangan sampah/kotoran rumah tangga lainnya; (2) Pada bangunan, utama angga atau yang dianggap kepala adalah bagian atap (rab), madya angga adalah “badan” bangunan (pengawak), dan nista angga adalah “kaki” bangunan (bebataran).

Pada bidang vertikal, seperti pada bangunan dan manusia, dengan mudah dilihat bahwa utama angga adalah bagian atas (kepala), madya angga adalah bagian tengah (badan), dan nista angga adalah bagian

bawah (kaki), tetapi pada bidang horisontal, pembagian zone utama, madya dan nista didasari bukan oleh sumbu hierarki yang vertikal, tetapi oleh tata nilai ritual dan orientasi kosmologis, di mana zone yang dianggap bernilai utama adalah arah kaja (menghadap gunung) dan kangin (Timur sebagai arah terbitnya matahari–sumber kehidupan), dan zone yang dianggap nista atau bernilai rendah adalah arah kelod (menghadap laut) dan kauh (Barat).



Catuspatha adalah konsep ruang kosong di tengah-tengah pertemuan sumbu orientasi kosmologis (kaja-kelod) dan tata nilai ritual (kangin-kauh) pada pola ruang masyarakat tradisional Bali. Area pertemuan sumbu kaja-kelod dan kangin-kauh di tengah-tengah dibiarkan kosong karena nilai pusat dianggap kosong (pralina) sebagai simbol pusat kekuatan yang Maha Sempurna.

Penerapan konsep catuspatha pada pola ruang area rumah tinggal tradisional Bali adalah adanya ruang kosong (halaman tengah/inner court) di tengah-tengah sebagai area pertemuan sumbu kaja-kelod-kanginkauh, yang pada area rumah tinggal disebut natah. Karena area pusat ini dinilai paling tinggi sebagai simbol yang Maha Sempurna, maka semua bangunan di zone arah kaja-kelod-kangin-kauh dibuat menghadap area tengah.



Konsep sangamandala adalah pengembangan dari kombinasi konsep Tri Angga dan Catuspatha. Konsep sangamandala adalah pembagian ruang ke dalam 9 zone yang lahir dari aplikasi konsep Tri Angga dalam bidang vertikal dan horisontal, di mana ruang di tengah-tengah sebagai pusat dan simbol sumber kekuatan dibiarkan kosong (konsep catuspatha). Konsep Tri Angga membagi bidang atau sumbu vertikal orientasi kosmologis kaja-kelod dalam 3 zone ruang: utama, madya dan nista, sementara bidang atau sumbu horisontal orientasi tata nilai sakral kangin-kauh juga dibagi dalam 3 zone ruang: utama, madya dan nista. Kombinasi pembagian bidang vertikal dan horisontal ke dalam 3 zone ruang yang hirarkis, secara keseluruhan, menghasilkan 9 zone ruang. (lihat gbr di atas)

Sumber : Tesis

Tuesday, August 3, 2010

Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ) Kota Bandung

A. Dasar Hukum

  1. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 14 Tahun 1998 tentang Bangunan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung
  2. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 24 Tahun 1998 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
  3. Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bandung Nomor 549Tahun 1998 tentang Harga Dasar Bangunan dari Tarif Ongkos BongkarBangunan.
    B. Persyaratan.

    1. Mengisi dan menandatangani formulir permohonan
    2. Photo copy bukti pemilikan tanah
    3. Salinan akta pendirian untuk pemohon Badan Hukum
    4. Surat Pernyataan/Perjanjian penggunaan tanah bagi pemohon yang menggunakan tanah bukan miliknya
    5. Surat Kuasa Pengurusan apabila dikuasakan
    6. Izin Rencana Penggunaan Lahan dan atau arahan teknis Pemanfaatan Ruang Kota
    7. Gambar rencana arsitek bangunan skala 1 : 100 (4x)
    8. Gambar dan perhitungan kontruksi beton/baja apabila bertingkat (2x)
    9. Gambar Instalasi listrik, air minum, air kotor, dsb
    10. Photo Copy KTP
    11. PBB tahun terakhir dan persyaratan lain yang dipandang perlu (misalnya hasil penelitian tanah, AMDAL, Izin lokasi, dsb).
      C. Mekanisme

      1. Berkas permohonan disampaikan ke loket Unit Pelayanan Umum Satu Atap
      2. Petugas loket meneliti kelengkapan data
      3. Pencatatan dalam buku registrasi;
      4. Peninjauan lapangan oleh Tim IMB
      5. Rapat evaluasi
      6. Perhitungan biaya retribusi
      7. Pemetaan dan penomoran bangunan
      8. Pemohon membayar retribusi di loket Bank Jabar
      9. Penerbitan IMB;
      10. Menyerahkan Izin kepada Pemohon melalui loket Unit Yantap
        D. Jangka Waktu Penyelesaian

        1. Maksimal 12 hari kerja setelah pemohon memenuhi persyaratan
          E. Biaya yang diperlukan

          Disesuaikan dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 24 Tahun 1998

          Bangunan-bangunan yang harus dikeluarkan Ijin nya antara lain:

          1. Pagar
          2. SPBU
          3. IPA
          4. Sumur
          5. Reservoir
          6. Menara
          7. Kolam Renang
          8. Turap
          9. Jembatan
          10. Bangunan
          11. Bangunan Reklame
          12. Lapangan Olah Raga
          13. Perkakas Halaman
          14. Instalasi / Utilitas
            Biaya IMB Ijin Mendirikan Bangunan di Kota Bandung

            Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Bangunan

            1. Bangunan 1 (satu) lantai     : Luas x Tarif Dasar x 1%
            2. Bangunan > 1 (satu) lantai  : Luas x Tarif Dasar x Koefisien x 1%
            3. Perbaikan Bangunan           : Luas x Tarif Dasar x 0,5%
            4. Pembongkaran Bangunan Bongkar : Luas x Tarif Ongkos 


              Untuk tabel koefisien lantai dan tabel ketentuan perhitungan biaya anda bisa download disini











              Saturday, October 17, 2009

              Rencana Anggaran Biaya

              Rencana Anggaran Biaya atau lebih disingkat dengan RAB merupakan bagian dari proses pembangunan, perencanaan biaya bangunan biasanya dilakukan sebelum pekerjaan itu di mulai, dalam hal ini perhitungan disusun berdasarkan jenis item pekerjaan yang akan di laksanakan, masing-masing item pekerjaan di hitung menurut gambar yang sudah di buat sebelumnya, namun kadang-kadang perhitungan RAB ini bisa di hitung secara taksiran misalnya dengan menghitung luasan bangunan yang akan direncanakan di kalikan harga permeternya, ini adalah cara menaksir biaya bangunan keseluruhan, sedangkan dengan RAB pembiayaan pembangunan tersusun detail mulai dari pekerjaan persiapan sampai pekerjaan finishing.Akurasi dari biaya taksiran dengan biaya rinci menurut pengalaman saya hanya selisih kurang lebih 5-10%.

              Untuk proyek pemerintah, jika akan mengetahui biaya sebuah proyek besar, sebelumnya akan melibatkan konsultan perencana untuk menghitungnya, biasanya sudah satu kesatuan paket dokumen perencanaan, Dokumen perencanaan ini nantinya akan menjadi dokumen lelang untuk pelaksanaan pembangunan. Dokumen perencanaan konsultan yang akan di lelangkan ini antara lain :
              1. Dokumen RKS (Rencana Kerja dan Syarat)
              2. Dokumen Gambar Perencanaan.
              3. Dokumen BOQ ( Bill Of Quantity )
              Didalam Rincian Anggaran Biaya ini terdiri dari pekerjaan Arsitek / Arsitektur, pekerjaan Sipil/Struktur, pekerjaan Mekanikal dan Pekerjaan Elektrikal. Semua pekerjaan ini disusun menjadi satu paket dokumen perhitungan RAB lengkap dengan Analisa dan Harga satuan bahan, yang nantinya menjadi bahan penawaran dari calon kontraktor. Kontraktor yang menang biasanya yang penawarannya terendah.
              Jika anda kesulitan menyusun RAB anda bisa gunakan panduan praktis, klikdisini untuk melihat

              Sunday, February 1, 2009

              SYARAT RUANGAN DALAM RUMAH (bag-1)

              Pengertian ruang
              Sebuah bidang yang di perluas dalam arah yang berbeda dari arah asalnya akan menjadi sebuah ruang. Ruang adalah daerah 3 dimensi dimana objek dan peristiwa berada. Ruang memiliki posisi serta arah yang relatif  terutama bila suatu bagian dari daerah tersebut di rancang sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.


              Ada beberapa istilah ruangan dalam rumah antara lain :
              Entry

              Entry atau kita sebut sebagai jalan masuk, merupakan suatu yang dapat diterima. Walaupun tidak diisyaratkan pada sebuah rumah. Pemanfaatan Entry pada umumnya lebih condong mempertimbangkan tehadap alternatif yang mempunyai pintu depan yang langsung berhubungan dengan daerah duduk, Tidak ada persayaratan ukurana dan bentuk sepanjang hal ini dapat berfungsi.

              Ruangan Duduk
              Ruangan duduk pada sebuah rumah biasa diartikan ruang tamu dan ruang keluarga, ruang duduk pada prinsipnya harus dekat dengan pintu depan, tetapi bukan sebagai jalan lintasbagian lain dari rumah.Harus dekat dengan dapur atau ruangan makan untuk kemudahan dalam pelayanandan penerimaan tamu. Jika perlu ruangan duduk harus terpisah dari ruang tidur atau ruangan yang sifatnya privacy. Ukuran rata-rata ruangan duduk bisa berukuran antara 9 - 12 meter persegi.(shony-PR)

              Tuesday, January 20, 2009

              Cermati Kalkulasi Harga

              Parket umumnya dijual dalam bentuk boks.setiap boks terdiri dari beberapa plank atau panel yang jika disusun akan dapat menutup luasan tertentu.mengalkulasi banyaknya plank yang dibutuhkan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk luasan tertentu,bisa disimulasikam sebagai berikut.

              Ukuran panel

              P=1200mm =1,2 m
              L=77mm =0,077 m
              1boks =18 panel
              Harga =Rp 550.000/m2
              Artinya,setip 1 boks parket akan menutup luasan lantai sebesar:
              0,077 x 1,2 m x 18 =1,66m2

              Biaya yang harus dikeluarkan
              Per m2 =Rp 550.000
              Per boks =1,66 m2 x Rp 550.000 =Rp 913.000


              Menghitung Kebutuhan Parket
              Harus cermat menghitung kebutuhan parket untuk setiap luasan ruang yang ada.Kekurangan bahn atau kelebihan bahan sama-sama merepotkan,selain tidak efisien juga pemborodan biaya.Berikut simulasi perhitungannya.

              Ukuran luas ruang = 3 m x 4 m = 12 m2
              1 boks parket = 1,66 m2
              Pola susun = susun acak
              Maka jumlah parket yang dibutuhkan atau harus dibeli adalah:
              12 m2 /1,66 =7,22 dus + 10% (waste)
              =7,94 = 8 dus

              Jika harga per boks adalah Rp 913.000,maka biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli parket adalah:
              8 dus x Rp 913.000 = Rp 7.304.000

              Biaya ini adalah biaya bahan utama (parketnya).Dalam pemasangan,selain biaya bahan utama,akan ditambah biaya untuk aksesori (sesuai harga yang ditetapkam dan dibutuhkan) dan ongkos pasang Rp.30.000.-. (shony m)